Proyek Biodiesel di Indonesia

indonesia_palm_oil

Indonesia memiliki potensi sangat besar dalam perkebunan kelapa sawit, terbukti dari data Kementerian Pertanian mengungkapkan, luas perkebunan kelapa  sawit hingga tahun 2015 lalu, seluas 23,25 Juta Hektar namun lahan yang baru bisa dimanfaatkan baru sekitar 11,3 Juta Hektar, dan ini sudah bisa menghasilkan 31 Juta CPO ( Crude Palm Oil ).

Diperkuat dengan adanya kebijakan dari Energi Nasional dalam PP. No 79/2014, menyatakan, minyak sawit menjadi sumber baku energi terbarukan utama, yaitu biodiesel sampai tahun 2050.

Dan pada tahun 2016 ini, penggunaan CPO untuk Biodiesel baru 20 Persen ( B20 ), ini setara dengan 8,34 Juta Ton CPO,  dan target  pada tahun 2020 akan ditingkatkan menjadi 30 Persen (B30), setara dengan 15,66 Juta Ton CPO.

Dan untuk memenuhi target melebihi 40 Juta Ton CPO, tentunya hal ini memerlukan bibit yang unggul juga biaya peremajaan lahan kelapa sawit dari pemerintah.

Namun dari pilihan bahan bakar alternatif ini, menemui sebuah kontroversi, seperti halnya proyek biofuel yang diusulkan di dua provinsi terpencil di Indonesia, itu akan menghancurkan ekosistem keanekaragaman  hayati dan mengancam dunia, US$ 5 Billion, ini merupakan angka yang disebut- sebut sebagai proyek Biofuel terbesar yang akan dilakukan oleh Sinar Mas Agro Resources and Technology, China National Offshore Oil Corporation and Hong Kong Energy (Holdings) Limited. Sekitar 1 Juta hektar telah disediakan untuk rencana 8 tahun kedepan yang akan mengkonversi hutan tropis kelapa sawit, menjadi pembangunan.

Share This :

Komentar