Produksi Alat Berat “Tergilas” Penurunan Sektor Tambang

Produksi Alat Berat “Tergilas” Penurunan Sektor Tambang

Jakarta – Hingga akhir tahun ini produksi alat berat nasional diperkirakan mencapai 8.000 unit atau 75% dari target awal tahun akibat menurunnya permintaan dari sektor pertambangan dan harga komoditas yang terus bergejolak.

“Tahun ini, pennintaan alat berat di pasar dalam negeri semakin menurun. Imbasnya, produksi alat berat hanya menyentuh 8.000 unit dan tidak sesuai proyeksi awal tahun yang mencapai 10.000 unit,” kata Ketua Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) Pratjojo Dewo di Jakarta, Jumat (19/10).

Harga komoditas global, menurut Dewo, sering mengalami penurunan dan rnelemahkan permintaan alat berat. “Penurunan harga komoditas membuat daya beli konsumen di dalam negeri semakin menurun sehingga kami harus merevisi target produksi tahun ini,” ujarnya.

Pihaknya berharap perekonomian global bisa membaik sehingga sebelum tutup tahun, produksi alat berat bisa digenjot untuk mencapai target tahunan. “Pelaku usaha berharap kondisi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa terus meningkat sehingga daya beli konsumen juga semakin besar. Hal ini berpengaruh terhadap investasi di sektor alat berat,” paparnya.

Selain harga komoditas, penurunan permintaan alat berat di sektor pertambangan akibat dari pemberlakuan bea keluar ekspor barang mineral non olahan sesuai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara. Aturan tersebut melarang ekspor barang mineral non olahan pada 2014 sehingga mempengaruhi industri alat berat nasional.

Di tempat berbeda, Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Darmadi mengakui, saat ini kebutuhan alat berat memang sangat penting, terlebih lagi untuk sektor tambang dan pertanian.

Menurut Budi, pertumbuhan kebutuhan kendaraan angkut untuk industri alat berat nasional akan terus mengalami peningkatan, terutama untuk sektor pertambangan, pertanian dan konstruksi. “Seperti di alat angkut konsumsi untuk kebutuhan ekonomi pe
gakutan gabah, bahan bangunan, ini akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi,” kata Budi.

Budi mengaku telah meminta kepada pelaku industri alat berat di negara berkembang lainnya untuk memindahkan industrinya ke Indonesia. Pasalnya, untuk pembangunan industri alat berat dibutuhkan beberapa syarat, yaitu adanya industri pertambangan dan pertumbuhan pembangunan baik kontruksi maupun pertanian.

“Ini dua syaratnya, ada negara yang memang sedang berkembang tapi tidak punya pertambangan atau sebaliknya seperti Afrika punya pertambangan tapi tidak ada pertumbuhan ekonomi yang bagus, nah kita punya kedua-duanya,” ujar Budi.

Dia menyebut, sudah adabeberapa investor yang berminat untuk rnengembangkan industri alat berat di dalam negeri. Investor tersebut, imbuh Budi, melihat kebutuhan dan pertumbuhan alat berat yang cukup menjanjikan di Indonesia. “Semua merek produsen alat berat yang ada di sini sudah menyatakan minatnya untuk membangun basis produksi di Indonesia,” terangnya.

Budi mengatatakan, untuk 2011, penjualan alat berat diprediksikan akan mengalami penigkatan sebesar 25% dari tahun 2010 yang sebesar 8.000 unit menjadi 10 ribu unit. Budi menuturkan, pertumbuhan tersebut tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi yang masih prospektif, terutama pertumbuhan pada harga jual komoditas.
Ditambah lagi, pertumbuhan kontruksi dan perhutanan.

Investor AS

Beberapa perusahaan-perusahaan dari Negeri Paman Sam (Amerika Serikat) berminat untuk mengembangkan industri di Indonesia, antara lain industri energi terbarukan. Presiden Dewan Bisnis Amerika Serikat-ASEAN, Alexander Feldman mengatakan bahwa Indonesia memilild banyak peluang investasi yang bisa ditawarkan kepada perusahaan-perusahaan besar dari Amerika Serikat (AS).

“Indonesia memiliki banyak kesempatan untuk menarik perusahaan-perusahaan yang belum melakukan investasi di sini, karena masih banyak peluang bisnis yang bisa dikembangkan dan menjadi bagian untuk mendorong perekonomian Indonesia,” kata Feldman.

Feldman menuturkan, ada beberapa perusahaan AS yang melakukan investasi di Indonesia, namun masih banyak perusahaan dari AS yang terus mencari peluang investasi di sini khususnya di luar pulau Jawa.

Feldman menambahkan, banyak perusahaan yang menyatakan tertarik untuk melakukan investasi di Indonesia, namun perwakilan perusahaan itu belum secara spesifik mengatakan tentang di sektor mana akan melakukan investasinya.

“Dengan naiknya peringkat Indonesia menjadi layak investasi seperti yang telah dikeluarkan Moody’s dan Fitch, memang Indonesia menjadi sangat menarik dan membuat kami yakin banyak investor internasional yang akan melakukan investasi di sini,” jelas Feldman.

Namun, kunci untuk menarik investor adalah infrastruktur yang baik, dan perusahaan Amerika seperti Caterpillar mempunyai peluang untuk menawarkan kepada indonesia guna mengembangkan infrastruktur dan pertambangan di seluruh Indonesia.

Hal senada juga dikatakan Direktur Korporasi Hubungan Pemerintahan Caterpillar, Clay Thompson. Menurutnya, perekonomian Indonesia sedang tumbuh, dan pihaknya sangat bersemangat untuk menopang pertumbuhan ekonomi tersebut dan juga mempercepat.

sumber : Harian Ekonomi Neraca

Share This :

Komentar

Apakah ini yang Anda hadapi?

Mengurus Surat Ijin Alat (SIA) dan Surat Ijin Operator (SIO) untuk alat angkat dan angkut sering kali menjadi mimpi buruk. Prosesnya rumit, berbelit-belit, dan memakan waktu. Setiap tahapannya bisa membuat Anda bingung dan frustrasi, terutama jika Anda harus bolak-balik mengurus dokumen yang seolah tak ada habisnya. Bisnis Anda butuh ijin segera, tapi birokrasi memperlambat langkah Anda.
Bayangkan, proyek terhenti karena SIA dan SIO belum selesai. Klien menunggu, pekerja tidak bisa beroperasi, dan kerugian terus bertambah. Waktu adalah uang, dan setiap hari yang berlalu tanpa ijin adalah kerugian yang terus menggerus profit. Apakah Anda siap menghadapi risiko denda atau bahkan penghentian operasional karena ijin yang tidak sesuai? Rasanya seperti berlari dalam lingkaran tanpa akhir, bukan?
Layanan pengurusan SIA dan SIO kami hadir untuk mempermudah hidup Anda. Tanpa ribet, tanpa pusing, kami tangani semuanya dengan cepat dan profesional. Dari mulai dokumen hingga perijinan lengkap, kami pastikan Anda mendapatkan ijin yang Anda butuhkan tepat waktu. Percayakan pada kami, dan fokuskan energi Anda pada bisnis yang lebih penting. Tidak ada lagi drama, hanya solusi yang efektif dan efisien.
sertifikasi.co.id - skk konstruksi

Dapatkan Layanan Surat Ijin Alat (SIA) & Surat Ijin Operator (SIO) Prioritas dengan menghubungi kami melalui Whatsapp

SIO.co.id adalah mitra terpercaya dalam pengurusan sertifikasi operator alat angkat dan angkut di seluruh Indonesia. Kami Juga menawarkan:

  • Proses Cepat: Layanan yang efisien dan responsif.
  • Keamanan Data: Menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi Anda.
  • Investasi dengan ReturnTerbaik: Paket layanan dengan nilai maksimal.


Kami siap mendampingi proses sertifikasi yang meliputi :

  1. ISO 9001 (QMS), 14001 (EMS), 45001 (OHSAS) , 22000, 27001 (ITSMS), 37001 (SMAP)
  2. SKK Konstruksi (SKA/SKT): Sipil, Mekanikal, Manajemen Pelaksanaan, K3, Manajemen Proyek.
  3. SBU (Sertifikat Badan Usaha) LPJK Kementerian PUPR: BUJK Nasional (Kecil Menengah, Besar, Spesialis), BUJK Asing
  4. SMK3 KEMNAKER RI PP 50 Tahun 2012
  5. AHLI K3 UMUM KEMNAKER
  6. Sertifikasi Alat Kemnaker RI: SIA/SILO/Suket K3 Alat (Excavator, Buldozer, Crane, Wheel Loader dll)
  7. Sertifikasi Operator Alat Kemnaker RI: Surat Ijin Operator SIO (Excavator, Buldozer, Crane, Wheel Loader dll)
  8. Pengurusan PT, CV & Virtual Office
  9. NIB (Nomer Induk Berusaha)
  10. LAI AKP (Laporan Akuntan Publik)
  11. SNI (Standar Nasional Indonesia)
  12. Serkom Kelistrikan / SKTTK DJK ESDM
  13. SBU JPTL (Sertifikat Badan Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik) DJK ESDM
  14. SIUJPTL (Surat Ijin Usaha Badan Jasa Penunjang Tenaga Listrik)
Cut Hanti, S.Kom
Cut Hanti, S.Kom
Konsultasi di Whatsapp
Novitasari, SM
Novitasari, SM
Konsultasi di Whatsapp